Minggu, 24 November 2013

Akulah Pintu (Yohanes 10:1-10)

Ada seorang pria namanya adalah Edy. Si Edy ini punya karakter yang agak unik, ia sering marah-marah. Karakternya yang suka marah-marah membuat teman-temannya menyebut dia sebagai Edy si pemarah. Teman-teman, julukan berfungsi untuk memperlihatkan salah satu sifat dari orang yang dibicarakan. Jika ada orang yang menulis surat kepadamu, misalnya “Jane yang baik,” maka gelar baik yang digunakan dalam sebutan itu menegaskan sifat dari si Jane yang memang sangat positif.

Jika kita memperlajari Alkitab, kita tahu bahwa tokoh-tokoh dalam Alkitab ada yang mempunyai gelar atau sebutan tertentu. Misalnya saja Musa yang disebut Alkitab sebagai orang yang paling lembut hatinya. Demikian juga dengan Yohanes yang Alkitab sebut sebagai orang tersesar dari semua orang yang pernah dilahirkan perempuan.

Tahukah kamu, siapakah dalam Alkitab yang memupunyai gelar terbanyak? Benar, orang yang mempunyai gelar terbanyak adalah Yesus. Dalam Alkitab, Tuhan Yesus mempunyai banyak gelar. Ia disebut anak Daud, dia dipanggil anak Abraham, Anak Allah, Tuhan, Anak Manusia, dst. Diantara sekian banyak gelarnya, salah satu yang cukup sulit untuk dimengerti adalah sebutan Yesus sebagai “pintu.” Mari kita membaca sekali lagi Yohanes 10:9 “Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat, dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”

Injil Yohanes adalah injil yang sangat unik, dalam injil ini ada 7 perkataan yang sering disebut dengan 7 Ucapan Akulah, dalam bahasa Yunani istilah Akulah digunakan istilah “Ego Eimi.” Selain 7 ucapan Akulah, sebenarnya dalam injil Yohanes masih ada 7 tanda dan 7 kotbah yang Yesus sampaikan. Yohanes ini senang menggunakan angka 7. Memang bagi orang Yahudi angka 7 adalah angka yang penting, angka tersebut dianggap menggambarkan kesempurnaan.

Untuk mengerti apakah maksud Yohanes menyebut Yesus dengan sebutan Akulah pintu, kita harus mengerti terlebih dahulu mengapa Yohanes dalam injilnya membicarakan mengenai 7 ucapan Akulah, 7 tanda dan 7 kotbah. Yohanes sendiri mengatakan bahwa semua yang dicantumkan dalam bukunya dituliskan supaya kita percaya bahwa Yesuslah mesias anak Allah dan supaya melalui iman kita kepadanya kita beroleh hidup yang kekal. Mari kita membaca Yohanes 20:31.

Dari pemikiran di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan logis bahwa ucapan Akulah Pintu merupakan salah satu jawaban dari injil Yohanes terhadap pertanyaan “mengapa kita harus percaya kepada Yesus?” Yohanes menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban: sebab melalui Yesus Allah sedang memimpin manusia kepada keselamatan (pintu bagi karya Allah) dan melalui Yesus pula, manusia mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Allah.

Mengapa pertanyaan diatas penting? mengapa Yohanes perlu menegaskan bahwa Yesus adalah mesias? Jemaat yang dilayani oleh Yohanes adalah jemaat campuran, yakni campuran orang Yunani dan Yahudi. Mereka sulit untuk percaya Yesus, mengapa? sebab orang-orang Yahudi mengatakan Yesus itu bukanlah Allah, Yesus tidak benar-benar bangkit, mayat Yesus hilang karena dicuri murid-muridnya. Orang-orang Yunani juga tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, sebab bagi mereka, Allah itu tidak mungkin jadi manusia. Yohanes ingin menjelaskan bahwa kemesianisan Yesus bukanlah kabar burung, Yesus jadi mesias bukan karena murid-muridnya mengembangkan cerita burung atau isapan jempol belaka. Keyakinan orang-orang Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan dan mesias bersumber dari perkataan Yesus sendiri.

Satu kali ada seorang tidak percaya berdebat dengan seorang anak Tuhan. Orang yang tidak percaya berkata “dari mana kamu tahu bahwa Yesus itu Tuhan?” apa buktinya bahwa Yesus adalah Tuhan? orang Kristen itu kemudian berkata, saya memang tidak bisa membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, sebab jika saya bisa membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, maka Yesus pasti bukan Tuhan. Mengapa demikian? sebab Tuhan itu jauh lebih besar dari manusia, jika manusia bisa membuktikan Tuhan, itu berarti yang kita lebih besar dari apa yang disebut Tuhan teresebut, dan itu pasti bukan Tuhan. Namun, saya tetap percaya bahwa Yesus adalah Tuhan sebab Ia sendiri yang bilang kepada kita bahwa ia adalah Tuhan dan mesias.

Salah satu ucapan Yesus yang menegaskan jati diri Dia sebagai mesias adalah Akulah puntu. Kita tahu bahwa pintu itu punya dua fungsi. Fungsi pertama adalah jalan bagi seseorang yang ingin masuk ke dalam rumah, dan fungsi kedua adalah jalan bagi orang yang ada dalam rumah untuk keluar rumah. Yesus menyebut dirinya pintu sebab melalui dirinya Tuhan menyatakan karyanya untuk menyalamatkan manusia dan melalui diri Yesus juga manusia bertemu dengan Allah. Jadi sebutan ‘Akulah pintu” menegaskan peran Yesus yang unik yang memediasi atau menjadi mediator antara Allah dan manusia.

Dalam ayat 6, Tuhan Yesus dengan sangat jelas mengatakan bahwa apa yang dia bicarakan dalam ayat 1-5 adalah sebuah perumpamaan. Perumpamaan dalam ayat 1-5 sebenarnya hendak menegaskan sebuah kebenaran bahwa seorang gembala pastilah akan datang kepada domba-dombanya melalui pintu dan bukan melompati tembok. Mengapa demikian? sebab ia adalah pemilik dari domba-dombanya, ia memiliki akses untuk masuk ke kandang domba. Selain itu, domba-domba pun mau mendengarkan suaranya dan mengikuti sang gembala sebab orang tersebut mereka kenali dan ketahui sebagai pemiliki atau pemelihara hidup mereka.

Perumpamaan ini dicertakan Yesus untuk memperlihatkan bahwa melalui dirinya adalah sang pemilik dan pemelihara manusia, yakni Allah datang dan memimpin manusia supaya mereka memiliki hidup yang kekal. Dan sebaliknya, hanya melalui Yesus juga, manusia akan mendapatkan hidup yang kekal, hal ini dibicarakan dalam Yohanes 10:9-10. Jadi Yesus adalah pintu, bagi Allah untuk memimpin manusia kepada keselamatan, dan disisi yang lain Yesus juga adalah pintu bagi manusia untuk mendapatkan Allah, yakni mendapatkan keselamatan (bdk. Yoh 17:3).

Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa di akhir zaman akan ada orang-orang yang ngaku-ngaku dirinya adalah mesias. Kita harus tetap pada keyakinan kita bahwa hanya Yesuslah mesias dan tidak ada yang lain. Dalam Matius 24:23-24 dituliskan: “Pada waktu itu, jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dasyat dan mukzisat-mukzisat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.

Yang menarik adalah orang-orang yang mengaku dirinya mesias ini ternyata dapat melakukan tanda-tanda yang bersifat supraalamiah. Alkitab mengatakan mereka melakukan tanda-tanda yang dasyat dan mukzisat-mukzisat. Di zaman sekarang ada banyak orang terpesona dengan yang namanya tanda dan mukjisat. Terkadang orang-orang Kristen masa kini mengukur benar atau tidaknya hamba Tuhan berdasarkan mukjisat. Namun, Alkitab jauh-jauh hari sudah mengingatkan kita bahwa mukjisat dan tanda dapat juga dilakukan oleh nabi palsu dan mesias palsu. Itulah sebabnya kita harus waspada, tidak semua orang dan semua gereja yang terdapat kesembuhan adalah hamba Tuhan ataua gereja yang benar. Kita harus tahu bahwa mesias yang sejati telah datang, Ia adalah Yesus. Melalui Yesus, Allah mengerjakan keselamatan bagi kita dan melalaui Yesus pula kita akan beroleh hidup yang kekal. Inilah yang membuat kita percaya kepada Yesus.


Apakah kita sudah percaya kepada Yesus? Ada banyak orang merasa bahwa mereka tidak perlu percaya Yesus sebab mereka merasa dapat menyelamatkan hidup mereka sendiri. Memang dalam dunia ini ada banyak agama yang mengajarkan hal yang demikian. Namun, Firman Tuhan menunjukkan kepada kita hal yang sebaliknya, manusia itu tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia itu butuh diselematkan. Dan inilah yang menjadi tujuan dari kedatangan Tuhan Yesus, supaya kita dapat diselamatkan. Kita perlu percaya kepada Yesus sebab tidak ada jalan lain bagi manusia untuk diselamatkan kalau tidak melalui Yesus.