Minggu, 15 Desember 2013

Anugerah Datang Dari Kristus

           
“Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” Yohanes 1:16

Saya pernah menonton sebuah film tentang sekumpulan anak muda mantan preman, pecandu, anak-anak nakal yang dilayani dalam sebuah kelompok pembinaan Kristen. Satu kali kelompok ini pergi berwisata ke sebuah pegunungan yang ada air terjunnya. Dalam acara kebersamaan tersebut, ada seorang mantan preman yang tidak mau ikut acara, ia meninggalkan acara dan pergi berenang di air terjun. Saat ia berenang, tiba-tiba kakinya keram dan ia hampir tenggelam. Kebetulan salah seorang anggota kelompok itu mencari preman nakal tadi. Waktu ia menemukan preman tadi sedang tenggelam karena kakinya keram, ia langsung terjun dan menolong preman itu. Namun, saat ia sedang berusaha membawa si preman ketepian air terjun, tiba-tiba asma orang itu kumat, ia tidak bisa bernapas. Akhirnya apa yang terjadi, dalam peristiwa itu si preman selamat namun orang yang menolongnya mati.
Film yang tadi saya ceritakan memperlihatkan kepada kita mengenai kematian seseorang yang membuat orang lain bisa tetap hidup. Jika kita melihat ada orang yang rela mati demi kehidupan orang lain, kira-kira bagaimana kita menilai orang tersebut? Dalam film kisah-kisah mengenai pengorbanan seseorang demi kehidupan orang lain seh… banyak, namun dalam realita apakah hal tersebut ada? Saya kira realita adanya orang-orang yang rela mati supaya orang lain hidup pasti itu sangatlah jarang.
Alkitab memperlihatkan kepada kita, Yesus mati supaya kita hidup. Inilah keunikan kematian Yesus. Ia mati bukan karena ia berdosa atau bersalah, ia mati supaya kita yang berdosa bisa diselamatkan. Keunikan kematian Yesus diperlihatkan oleh Yohanes dalam Yoh 1:16. Yohanes berkata ‘karena kepenuhannya kita semua telah beroleh karunia demi kasih karunia.’
Apakah maksud kepenuhan Kristus di sini? Istilah kepenuhan sejajar artinya dengan istilah ‘komplit’ atau ‘lengkap’ atau ‘sempurna.’ Istilah ‘kepenuhan’ menunjuk pada satu ukuran yang sudah mencapai titik ujungnya.[1] Istilah ‘kepenuhan Kristus’ menunjuk kepada pekerjaan atau karya Kristus dalam dunia ini yang telah lengkap atau telah mencapai ujungnya atau telah sempurna. Yohanes melihat karya Kristus dalam dunia ini yang telah dikerjakan Kristus sampai lengkap atau sempurna, itulah yang membuat kita (umat Tuhan) beroleh karunia demi kasih karunia.
Karya Kristus yang mana dalam dunia ini yang Yohanes maksudkan sebagai puncak atau titik akhir dari karya Yesus? Yang dimaksudkan Yohanes tiada lain menunjuk pada karya kematian Yesus di atas kayu salib. Ingatkah kita pada apa yang Yesus katakan diatas kayu salib untuk terakhir kalinya? Coba lihat dalam Yohanes 19:30.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: Tetelestai ‘sudah selesai.’ Lalu ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Apakah arti perkataan Yesus ini? Apakah maksudnya waktu Yesus berkata Tetevlestai ‘sudah selesai.’ Istilah ‘sudah selesai’ memiliki pengertian yang sama dengan istilah kepenuhan, istilah ‘sudah selesai’ memiliki arti sudah lengkap, sudah sempurna, sudah final. Karya Yesus atau tugas Yesus dalam dunia ini, yakni untuk menyelesaikan urusan dosa manusia telah selesai, telah ia kerjakan sampai akhir dengan setia dan sempurna. Pekerjaan yang Allah telah percayakan kepada-Nya, untuk menyelamatkan dan melepaskan manusia dari belenggu dosa telah dikerjakan-Nya sampai akhir dengan sempurna.
Kebenaran inilah yang Yohanes lihat dan maksudkan dalam Yoh. 1:16-17, saat ia berkata dari kepenuhan Kristus, kita memperoleh kasih karunia demi kasih karunia, maka yang dimaksudkan adalah dari karya Kristus yang dikerjakan oleh Yesus sampai akhir dengan sempurna di atas salib, kita semua memperoleh kasih karunia demi kasih karunia.
Karunia apakah yang kita peroleh karena karya Kristus yang sempurna di atas salib? Jawabannya adalah kita beroleh karunia “hubungan yang baru dengan Allah.” Semua orang yang berdosa, tidak memiliki hubungan dengan Allah. Kisah kejatuhan manusia dalam dosa memperlihatkan kepada kita bahwa setelah manusia berdosa, maka kita semua terusir dari hadirat Allah, manusia tidak bisa bersatu dengan Allah, manusia tidak bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Allah. Dalam kematian Yesus, hubungan manusia dengan Allah yang terputus sekarang telah dipulihkan. Manusia didalam Kristus sekarang dapat menghadap Allah. Kebenaran inilah yang dilihat oleh penulis Ibrani dalam Ibrani ps. 10:19-20: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus, kita sekarang penuh keberanian masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru, yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.”
Yesus mati supaya kita dapat kembali berelasi dengan Allah. Yesus mati, supaya kita orang-orang berdosa bisa diampuni oleh Allah dan bisa beribadah kepada Allah dengan benar. Itulah sebabnya penulis kitab Ibrani dalam ps. 10: 25, ia berkata ‘janganlah kamu menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.’ Kenapa kita tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan ibadah? Sebab kesempatan ibadah yang kita miliki memungkinkan terjadi karena Yesus telah membayarnya dengan kematian-Nya. Bisakah kita bayangkan supaya kita dapat kembali beribadah kepada Allah, Yesus membayarnya dengan kematian-Nya. Oleh sebab itu, hargailah ibadah, janganlah kita menjadi orang yang tidak menghargai ibadah. Ingat supaya kita dapat beribadah kepada Tuhan, Yesus membayar itu dengan darah-Nya sendiri.
Kasih karunia kedua, yang kita terima karena pekerjaan Kristus adalah kita sekarang memperoleh status yang baru. Sebelum kita percaya Yesus, semua kita adalah hamba-hamba dosa. Apakah artinya hamba-hamba dosa? Kita ini adalah orang-orang yang dikuasai dan dikendalikan oleh dosa. Oleh karena kematian Yesus, kita sekarang dibebaskan dari perhambaan dosa dan diubah menjadi hamba-hamba kebenaran atau hamba-hamba Allah. Dalam dunia ini hanya ada dua status yakni hamba dosa atau hamba kebenaran. Jika kita bukan hamba kebenaran maka kita adalah hamba-hamba dosa. Masalahnya adalah manusia itu tidak bisa mengubah statusnya sendiri. Sekali manusia menjadi hamba dosa, maka selamanya ia menjadi hamba dosa.  Itulah sebabnya jika kita dapat memiliki satus yang baru, itu adalah karunia Tuhan yang luar biasa. Kita adalah orang-orang yang bukan lagi hamba dosa, kita adalah orang-orang yang telah dilepaskan Kristus dari perbudakan dosa. Itulah sebabnya jangan lagi jadi orang yang kalah dengan dosa namun jadilah orang yang mengalahkan dosa.
Apakah yang harus kita lakukan sekarang? Respons atau tanggapan apakah yang harus kita berikan saat kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus telah mengaruniakan bagi kita karunia-karunia yang demikian berharga? Pertama, kita harus mengasihi Tuhan. Pernahkan anda menerima kebaikan seseorang yang begitu besar? Saat kita merasakan perlakuan yang baik dari seseorang, respons yang umumnya muncul adalah kita menjadi merasa terharu dan ingin membalas kebaikan orang tersebut.
Saya pernah mengalami hal tersebut. Satu kali, setelah saya selesai kontrak pelayanan di Palembang, saya akan kembali ke Bandung. Waktu itu, saya telah membeli sebuah tiket pesawat untuk Palembang-Bandung. Entah kenapa, waktu itu saya salah melihat jam, saya mengira waktu cek-in sebagai waktu take off. Waktu itu, dengan santai saya pergi ke Bandara diantara seorang jemaat saya. Waktu saya sampai di Bandara, saya bertanya jam berapa pesawat yang akan saya tumpangi take-off, lalu karyawan itu bilang, wah pak pesawatnya baru saya berangkat. Waktu itu, saya bingung juga, gimana caranya saya bisa pulang ke Bandung? Waktu itu jemaat saya menolong saya, sehingga sore harinya saya bisa kembali ke Bandung. Waktu itu saya berkata dalam hati saya. Kebaikan bapak itu tidak akan saya lupakan, jika satu kali saya bisa membalas kebaikan bapak itu, saya pasti akan melakukannya.
Itulah respon yang wajar saat kita menerima kebaikan seseorang. Dan Kristus sebenarnya telah memberikan kepada kita hal yang paling berharga, hal yang paling bernilai bagi kita yaitu keselamatan hidup kita. Itulah sebabnya kita harus mengasihi Dia, itu adalah respon yang harus ada dalam diri kita, saat kita menyadari bahwa kita sangat dikasihi Yesus.
Sayangnya, ada banyak orang Kristen tidak lagi menghayati dan menyadari kasih Yesus bagi dirinya. Itulah sebabnya orang Kristen tidak lagi memiliki kasih yang mengebu-gebu kepada Tuhan. Orang Kristen seperti jemaat Efesus, telah kehilangan kasihnya yang mula-mula pada Yesus. Hari ini, kita kembali diingatkan akan kasih Kristus bagi kita. Ia mati bagi kita, ia korbankan dirinya supaya kita hidup. Tidakkah kita harus mengasihi Tuhan juga? Tidakah kita harus mencintai Tuhan?
Kedua, apa yang harus kita lakukan? Jika kita benar-benar mengasihi Tuhan? Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka kita harus mengabdikan diri kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa mengabdikan diri kepada Tuhan? Ada dua cara, yang pertama adalah dengan beribadah dengan setia dan benar. Ibadah adalah wujud nyata dari kasih seorang Kristen kepada Tuhan. Mengapa demikian? sebab ibadah pada dasarnya memiliki arti “mengabdikan diri.” Secara harafiah istilah ibadah dalam Alkitab memiliki pengertian “bersujud.” Meskipun demikian, istilah bersujud sebenarnya digunakan untuk menggambarkan “rasa takluk” dari orang yang bersujud itu kepada tuannya. Sama dengan hal tersebut, orang yang mengerti siapa Tuhan dan siapa kita, pasti akan bersujud kepada Dia, artinya orang tersebut pasti akan berbakti dengan penuh hormat kepada Dia. Namun, seorang Kristen pasti mengerti bahwa Allah itu bukan hanya “Tuhan” yang harus dihormati dan diagungkannya, namun Allah itu juga adalah Bapa dan Sahabat kita, yang telah memberikan pemberiaan terbaik bagi kita yakni keselamatan. Itulah sebabnya, seorang Kristen pastilah tidak akan datang berbakti kepada Tuhan sekedar dengan kegentaran, namun ia pun seharusnya datang kepada Tuhan dengan penuh sukacita, sebab ia tahu bahwa ia sedang datang menghadap pribadi yang sangat dia kasihi. itulah sebabnya, jika kita benar-benar telah mengalami anugerah Allah, nyatakank]lah ucapan syukur kita kepada Tuhan, melalui kesetiaan dan kesungguhan kita dalam beribadah. Orang Kristen yang selama ini beribadah asal-asalan haruslah bertobat dari kebiasaan buruknya. Orang Kristen yang dalam beribadah sering kali terlambat, juga harus bertobat. Demikian juga orang Kristen yang suka tidur saat ibadah, juga harus bertobat. Berikanlah yang terbaik pada Tuhan, sebagai wujud nyata syukur kita kepada Dia.
Hal kedua yang kita bisa nyatakan kepada Tuhan sebagai wujud cinta kasih dan terima kasih kita adalah hidup jauh dari dosa dan penuh dengan kebaikan. Rasul Paulus mengingatkan bahwa persembahan yang sejati adalah kehidupan kita. Nabi Yesaya juga pernah mengingatkan bangsa Israel bahwa persembahan menjadi berbau busuk dihadapan Tuhan walaupun itu secara lahirian sangat bernilai, jika orang yang memberikan persembahannya kotor dengan dosa.
Kita harus sadar bahwa Tuhan bukan sekedar ingin uang kita dalam ibadah ini. Tuhan ingin hidup kitalah yang dipersembahkan. Tuhan ingin, seorang Kristen datang kepada Tuhan dengan mempersembahkan perbuatan-perbuatan baik, dengan mempersembahkan ketaatan yang tulus kepada orang tua, atau persembahan berupa doa yang dengan setia dinaikan kepada Tuhan bagi sesama kita, atau persembahan berupa kerelaan untuk melayani Tuhan. Uang kita, walaupun besar dalam ibadah ini tidak mempunyai nilai apapun, kecuali kita memberikan hidup kita.
Hari ini saya ingin kita untuk memikirkan, menurut anda berapa nilai kehidupan anda diukur dari kebaikan-kebaikan hidup yang kita lakukan? coba tanya kepada istri anda atau anak anda atau orang tua anda, jika mereka mencibirkan bibir mereka, itu artinya anda harus bertobat. Mengapa demikian? sebab orang yang paling mengenal anda adalah keluarga anda. Kita dapat membohongi tetangga atau teman-teman di gereja, namun anda tidak akan pernah dapat membohongi keluarga anda. Jika mereka berkata, “anda adalah seorang yang pelit,” atau anda seorang yang kurang punya kepekaan sosial, itu berarti kemungkinan besar memang demikianlah kita. Kita mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan, itulah yang paling Tuhan sukai.




[1] Louw & Nida, Greek-English Lexicon of the New Testament vol 1, 597-598.