"Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus." Matius 1:17
Bagaimanakah orang Kristen memandang Natal?
Ada dua pandangan esktrem yang sama-sama salah dimiliki oleh orang Kristen.
Pandangan salah yang pertama adalah pandangan yang menganggap peristiwa natal
sebagai peristiwa biasa saja yang tidak beda dengan hari libur lainnya.
Pergumulan ini kita dapat lihat dalam masyarakat Amerika, dimana banyak orang
Kristen yang mengganggap bahwa istilah “mary Christmas” tidaklah tepat, namun
istilah yang lebih baik digunakan untuk menyebut natal adalah “happy holiday.”
Dengan kata lain sebagian orang Kristen tersebut mengganggap natal tidak beda
dengan hari libur lainnya.
Di sisi yang lain lagi ada sebagian orang
Kristen memandang bahwa natal adalah hari ulang tahunnya Yesus. Mereka
menganggap sama seperti anak-anak manusia yang ulang tahunnya perlu diperingati
maka kelahiran Yesus juga demikian; jika dalam ulang tahun anak-anak pada
umumnya dibuatkan pesta ulang tahun, demikianlah hari natal. Orang-orang
Kristen yang berpikir natal secara demikian jelas salah dalam memahami arti
awal dari peringatan Natal.
Peringatan Natal sama sekali tidak ada
kaitannya dengan hari ulang tahun Yesus atau hari kedatangan Yesus dalam dunia
ini; sebab kita sebenarnya tidak pernah tahu tanggal pasti dari kapan Yesus
lahir. Natal adalah sebuah peringatan akan lahirnya Yesus dalam hati manusia;
dalam konteks orang barat, natal diperingati pada tanggal 25 Desember sebab
waktu tersebut adalah moment yang paling baik untuk memperlihatkan lahirnya
Yesus dalam hidup bangsa barat; sama seperti tanggal 25 Desember terjadi
perubahan dari dingin menjadi hangat, demikianlah mereka memandang apa yang
mereka alami dan rasakan saat Yesus lahir (hadir) dalam hidup mereka; jika
sebelumnya hati mereka dingin, membeku dan kaku, namun setelah Yesus lahir dan
hadir dalam hidup mereka, hati mereka mulai hangat dan lembut.
Jadi, apakah natal merupakan sebuah peristiwa
biasa? Tentu tidak demikian, namun merupakan sebuah peringatan akan apa yang
Allah kerjakan dalam kehidupan manusia. Itulah sebabnya dalam peringatan natal,
kita harus memikirkan mengenai apa yang Allah sebenarnya mau perlihatkan dalam
kedatangan-Nya yang pertama ke dunia.
A.
Hal-hal
yang tidak biasa (luar biasa) yang terjadi saat Yesus inkarnasi
Dalam peristiwa Natal, kita melihat bahwa
kebesaran Tuhan dimana ketidaksetiaan manusia dibalas dengan kesetiaan Tuhan. Inilah
yang kita lihat dalam catatan silsilah yang dituliskan oleh Matius. Dalam ayat
17, Matius mengatakan bahwa ada 14 keturunan dari Abraham sampai Daud, 14
keturunan dari Daud sampai pembuangan dan 14 keturnan dari pembuangan sampai
Kristus. Apa yang sebenarnya mau ditulisakan oleh Matius? 14 keturunan dari
Abraham sampai Daud mengingatkan kita dengan sebuah fase dimana Tuhan membangun
perjanjian dengan nenek moyang bangsa Israel; sedangkan 14 keturunan dari Daud
sampai pembuangan menggambarkan fase dimana bangsa Isreal memberontak terhadap
Tuhan alias tidak setia dengan perjanjian yang dibuat Tuhan; sedangkan 14
keturunan dari Pembuangan sampai Kristus menggambarkan masa penghukuman Tuhan
atas bangsa Israel.
Matius ingin memperlihatkan bahwa Natal adalah
respons Tuhan atas kondisi bangsa Israel yang tidak setia kepada Tuhan;
penghukuman yang diterima Israel memperlihatkan bahwa bangsa Israel sedang
berada dalam puncak ketidaksetiaannya, meskipun demikian Tuhan tetap setia,
itulah sebabnya Tuhan tetap mengutus anak-Nya menjadi juru selamat walaupun
bangsa Israel dalam kondisi tidak setia.
Ada seseorang pengusaha sepatu yang mengawali
usahanya dengan susah payah; ia mengumpulkan uang untuk modal usahanya sedikit
demi sedikit. Karena keluletannya dalam bekerja, lama kelamaan usahanya mulai
berkembang. Saat usahanya mulai berkembang ia bekerja sama dengan seorang
temannya. Pada awalnya temannya tersebut mengambil sejumlah sepatu dan membayar
sejumlah uang dengan tepat waktu; satu kali temannya tersebut mengambil
sejumlah sepatu yang cukup banyak, namun kemudian uangnya tidak dibayarkan
namun dibawa lari. Pengusaha sepatu tersebut harus mengalami kebangkrutran
bahkan memiliki hutang yang tidak sedikit akibat dari kecurangan temannya. Jika
kita adalah pengusaha sepatu tersebut, akankah kita memberikan kesempatan kedua
kepada orang yang pernah mengkhianati kepercayaan kita bahkan mencelakakan
kita? Jawabannya pasti tidak bukan. Itulah naturalnya sikap manusia; namun
Allah memiliki sikap yang berbeda terhadap yang namanya “ketidaksetiaan.”
Manusia melawan Tuhan dan berlaku tidak setia,
dan dalam peristiwa Natal kita menemukan bahwa Tuhan membalas ketidaksetiaan manusia
dengan kesetiaan. Uniknya adalah Tuhan menunjukkan kesetiaannya kepada manusia
bukan saat manusia sudah setia kepada Tuhan, namun saat manusia berada dipuncak
ketidaksetiaannya, Tuhan justru membalasnya dengan kesetiaan.
Kita pasti mengenal yang namanya “perjanjian,”
dalam sebuah perjanjian biasanya dua orang sama-sama terikat kewajiban; apakah
yang terjadi saat salah satu pihak melanggar perjanjian? Bukankah perjanjian
tersebut menjadi batal. Saat manusia melanggar perjanjian dengan Allah, Allah
sebenarnya tidak harus memenuhi apa yang dijanjikan sebelumnya sebab manusia
sendiri telah melanggar perjanjiannya dengan Allah. Meskipun demikian, Allah
tetap setia dengan apa yang dijanjikannya. Bukti dari kesetiaannya dalam
perjanjian adalah melalui kedatangan-Nya, dalam peristiwa Natal. Jadi, tatal
mengingatkan kita bahwa pribadi Allah dan janji Allah dapat dipercayai.
Pertanyaannya sekarang adalah mudahkah kita
mempercayai Allah? Mudahkah kita mempercayakan hidup pada Dia? Mudahkah kita
mempercayai Allah saat kita sedang mengidap sakit kanker? Mudahkah kita
mempercayai Allah saat hidup kita sedang susah? Mudahkah kita mempercayai Allah
saat masa depan dan jalan hidup kita terasa buntu?
Memang tidak mudah untuk mempercayakan hidup
kita kepada Tuhan khususnya saat kita berhadapan dengan realita-relaita hidup
yang berlawanan dengan harapan kita. Itulah sebabnya kita membutuhkan iman;
itulah sebabnya Alkitab mengajar kita bahwa orang benar akan hidup dari iman
kepada iman. Lihat Abraham, untuk mengikut Tuhan ia harus memiliki langkah
iman; lihat juga dengan Yusuf, iman membuatnya tetap setia melawati fase-fase
hidupnya yang penuh dengan kesulitan.
Hal kedua yang luar biasa/tidak biasa dalam
peristiwa Natal adalah Natal memperlihatkan sebuah peristiwa dimana orang yang
tidak pantas dibuat jadi pantas. Dalam peristiwa Natal, kita menemui orang-orang
yang dianggap tidak pantas ternyata dipakai Tuhan dalam mengerjakan karya
keselamtan.
Dalam sislisah terdapat beberapa nama yang
kita tahu mereka adalah orang yang dianggap tidak pantas. Tamar yang adalah seorang
perempuan yang menggunakan cara yang tidak baik dalam mendapatkan keturunan.
Demikian juga dengan Rut, Seorang perempuan Moab yang dipakai Tuhan menjadi
nenek moyang Kristus; Rut memang adalah permpuan yang luar biasa, namun dimata
orang Yahudi Rut adalah bangsa kafir; bangsa yang tidak pantas diterima sebagai
umat Tuhan karena dosanya yang banyak dihadapan Tuhan. Pertanyaannya mengapa
orang dengan latar belakang seperti Rut dapat dijadikan nenek moyang Yesus?
Jawabannya adalah sebab anugerah Allah juga ditujukan bagi orang-orang seperti
Ruth.
Contoh yang lain adalah Raja Daud; walaupun
Daud adalah seorang raja yang sering kali dipandang positif, namun Daud adalah
raja yang juga penuh dengan cacat cela; dosa Daud sebenarnya tidak kalah dari
dosa Saul, ia pernah berzinah, dia tidak menjadi seorang ayah yang baik; ia
pernah bunuh orang dst. Pertanyaannya mengapa orang seperti ini tetap dipakai
Tuhan untuk melahirkan juru selamat? Jawabannya adalah karena anugerah Allah
juga ditujukkan bagi orang-orang seperti Daud, yang dosanya begitu banyak.
Dalam peristiwa Natal juga kita menemukan
adanya orang-orang yang tidak dianggap pantas namun menerima anugerah untuk
menyaksikan natal pertama. Lihat orang yang bernama Elizabeth; seorang yang
mandul dan dianggap mendapatkan “kutuk,” namun kemudian diberikan kesempatan
untuk menjadi ibu dari nabi terbesar yakni Yohanes Pembaptis. Hal ini terjadi
dalam rangka natal pertama. Lihat juga Maria; seorang wanita muda dari keluarga
yang biasa-biasa saja diberikan kesempatan untuk menjadi ibu yang melahirkan
juru selamat. Lihat juga para gembala yang merupakan orang-orang yang dianggap
sebagai kelompok strata paling rendah diberikan kesempatan menjadi saksi mata
pertama dari peristiwa Natal
Inilah luar biasanya natal dimana Allah
menunjukkan anugerahnya termasuk bagi orang-orang yang dianggap tidak pantas.
Yang patut kita sayangkan adalah cara pandang Allah terhadap orang-orang yang
berdosa ini sering kali hilang dari cara pandang orang-orang Kristen. Allah memandang
orang-orang berdosa dengan mata yang penuh belas kasihan, namun kita
(orang-orang Kristen) sering kali memandang rendah dan jijik dengan orang-orang
yang berdosa atau pernah jatuh dalam dosa.
B.
Apa yang
kita bisa pelajari?
NATAL HARUS MENGUBAHKAN KITA MENJADI ORANG
YANG PENUH ANUGERAH TERHADAP SESAMA KITA. Coba bayangkan, siapakah orang yang
saat ini paling anda benci? Gambaran wajah siapa yang muncul di benak anda saat
saya meminta anda membayangkan orang yang paling anda benci?
Saya pernah melihat seorang istri yang begitu membenci
suaminya karena ia selingkuh berkali-kali. Saya juga pernah melihat seorang ibu
yang membenci anaknya karena anak-anaknya dianggap ibu ini cuma cari kesempatan
dalam kesempitan; ibu tersebut bercerita bahwa saat ia bercerai dengan
suaminya, anak-anaknya memilih ikut suaminya karena suaminya mempunyai uang
lebih banyak; namun saat ibu tersebut memiliki kehidupan yang lebih mandiri,
maka anak-anaknya mendekatinya dengan tujuan supaya bisa ikut dengan ibunya;
ibu tersebut merasa anak-anaknya telah menyakiti hatinya dan ia merasa
anak-anaknya sudah mengkhianatinya. Diantara kita mungkin ada yang mengalami
seperti orang-orang yang tadi saya ceritakan; ada orang-orang tertentu yang
sangat kita benci.
Natal adalah peristiwa yang mengingatkan kita
bahwa Yesus telah memberikan kepada kita sebuah teladan bagaimana kita harus
mengasihi orang-orang yang tidak pantas kita kasihi. Kita bukanlah orang yang
pantas dikasihi Tuhanl; namun Tuhan tetap penuh anugerah kepada kita. Apa
artinya penuh anugerah itu? Penuh anugerah artinya memberikan kepada seseorang
yang sebenarnya tidak pantas diterima orang tersebut. Itulah yang Kristus
lakukan bagi kita dan kita pun harus belajar seperti Kristus untuk memberikan
apa yang tidak sepantasnya orang yang anda benci terima dari anda. Jika anda dilukai
oleh orang tertentu, apa yang anda rasa tidak patut orang tersebut terima dari
anda? Tentu saja pengampunan dan maaf bagi orang tersebut; dan justru hal
itulah yang seharunsya anda berikan kepada orang tersebut, yakni pengampunan. Jika
anda pernah ditelantarkan keluarga anda, apa yang anda rasa tidak patut
diterima oleh orang yang menelantarkan anda? Tentu saja jawabannya adalah belas
kasihan; dan itulah yang justru anda harus berikan kepada orang yang pernah
meninggalkan anda.
Natal yang membuat Tuhan bersukacita bukanlah
natal yang sekedar ditandai dengan kemeriahan; Natal yang membuat Tuhan
bersukacita adalah natal yang diwarnai dengan tetesan air mata karena
masing-masing kita berdamai satu dengan yang lain, saling mengampuni dan
memaafkan.
Selamat memperingati dan merayakan natal.