Minggu, 22 Desember 2013

Natal Bukan Peristiwa Biasa (Matius 1:1-17)

"Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus." Matius 1:17 

Bagaimanakah orang Kristen memandang Natal? Ada dua pandangan esktrem yang sama-sama salah dimiliki oleh orang Kristen. Pandangan salah yang pertama adalah pandangan yang menganggap peristiwa natal sebagai peristiwa biasa saja yang tidak beda dengan hari libur lainnya. Pergumulan ini kita dapat lihat dalam masyarakat Amerika, dimana banyak orang Kristen yang mengganggap bahwa istilah “mary Christmas” tidaklah tepat, namun istilah yang lebih baik digunakan untuk menyebut natal adalah “happy holiday.” Dengan kata lain sebagian orang Kristen tersebut mengganggap natal tidak beda dengan hari libur lainnya.
Di sisi yang lain lagi ada sebagian orang Kristen memandang bahwa natal adalah hari ulang tahunnya Yesus. Mereka menganggap sama seperti anak-anak manusia yang ulang tahunnya perlu diperingati maka kelahiran Yesus juga demikian; jika dalam ulang tahun anak-anak pada umumnya dibuatkan pesta ulang tahun, demikianlah hari natal. Orang-orang Kristen yang berpikir natal secara demikian jelas salah dalam memahami arti awal dari peringatan Natal.
Peringatan Natal sama sekali tidak ada kaitannya dengan hari ulang tahun Yesus atau hari kedatangan Yesus dalam dunia ini; sebab kita sebenarnya tidak pernah tahu tanggal pasti dari kapan Yesus lahir. Natal adalah sebuah peringatan akan lahirnya Yesus dalam hati manusia; dalam konteks orang barat, natal diperingati pada tanggal 25 Desember sebab waktu tersebut adalah moment yang paling baik untuk memperlihatkan lahirnya Yesus dalam hidup bangsa barat; sama seperti tanggal 25 Desember terjadi perubahan dari dingin menjadi hangat, demikianlah mereka memandang apa yang mereka alami dan rasakan saat Yesus lahir (hadir) dalam hidup mereka; jika sebelumnya hati mereka dingin, membeku dan kaku, namun setelah Yesus lahir dan hadir dalam hidup mereka, hati mereka mulai hangat dan lembut.
Jadi, apakah natal merupakan sebuah peristiwa biasa? Tentu tidak demikian, namun merupakan sebuah peringatan akan apa yang Allah kerjakan dalam kehidupan manusia. Itulah sebabnya dalam peringatan natal, kita harus memikirkan mengenai apa yang Allah sebenarnya mau perlihatkan dalam kedatangan-Nya yang pertama ke dunia.
A.      Hal-hal yang tidak biasa (luar biasa) yang terjadi saat Yesus inkarnasi
Dalam peristiwa Natal, kita melihat bahwa kebesaran Tuhan dimana ketidaksetiaan  manusia dibalas dengan kesetiaan Tuhan. Inilah yang kita lihat dalam catatan silsilah yang dituliskan oleh Matius. Dalam ayat 17, Matius mengatakan bahwa ada 14 keturunan dari Abraham sampai Daud, 14 keturunan dari Daud sampai pembuangan dan 14 keturnan dari pembuangan sampai Kristus. Apa yang sebenarnya mau ditulisakan oleh Matius? 14 keturunan dari Abraham sampai Daud mengingatkan kita dengan sebuah fase dimana Tuhan membangun perjanjian dengan nenek moyang bangsa Israel; sedangkan 14 keturunan dari Daud sampai pembuangan menggambarkan fase dimana bangsa Isreal memberontak terhadap Tuhan alias tidak setia dengan perjanjian yang dibuat Tuhan; sedangkan 14 keturunan dari Pembuangan sampai Kristus menggambarkan masa penghukuman Tuhan atas bangsa Israel.
Matius ingin memperlihatkan bahwa Natal adalah respons Tuhan atas kondisi bangsa Israel yang tidak setia kepada Tuhan; penghukuman yang diterima Israel memperlihatkan bahwa bangsa Israel sedang berada dalam puncak ketidaksetiaannya, meskipun demikian Tuhan tetap setia, itulah sebabnya Tuhan tetap mengutus anak-Nya menjadi juru selamat walaupun bangsa Israel dalam kondisi tidak setia.
Ada seseorang pengusaha sepatu yang mengawali usahanya dengan susah payah; ia mengumpulkan uang untuk modal usahanya sedikit demi sedikit. Karena keluletannya dalam bekerja, lama kelamaan usahanya mulai berkembang. Saat usahanya mulai berkembang ia bekerja sama dengan seorang temannya. Pada awalnya temannya tersebut mengambil sejumlah sepatu dan membayar sejumlah uang dengan tepat waktu; satu kali temannya tersebut mengambil sejumlah sepatu yang cukup banyak, namun kemudian uangnya tidak dibayarkan namun dibawa lari. Pengusaha sepatu tersebut harus mengalami kebangkrutran bahkan memiliki hutang yang tidak sedikit akibat dari kecurangan temannya. Jika kita adalah pengusaha sepatu tersebut, akankah kita memberikan kesempatan kedua kepada orang yang pernah mengkhianati kepercayaan kita bahkan mencelakakan kita? Jawabannya pasti tidak bukan. Itulah naturalnya sikap manusia; namun Allah memiliki sikap yang berbeda terhadap yang namanya “ketidaksetiaan.”
Manusia melawan Tuhan dan berlaku tidak setia, dan dalam peristiwa Natal kita menemukan bahwa Tuhan membalas ketidaksetiaan manusia dengan kesetiaan. Uniknya adalah Tuhan menunjukkan kesetiaannya kepada manusia bukan saat manusia sudah setia kepada Tuhan, namun saat manusia berada dipuncak ketidaksetiaannya, Tuhan justru membalasnya dengan kesetiaan.
Kita pasti mengenal yang namanya “perjanjian,” dalam sebuah perjanjian biasanya dua orang sama-sama terikat kewajiban; apakah yang terjadi saat salah satu pihak melanggar perjanjian? Bukankah perjanjian tersebut menjadi batal. Saat manusia melanggar perjanjian dengan Allah, Allah sebenarnya tidak harus memenuhi apa yang dijanjikan sebelumnya sebab manusia sendiri telah melanggar perjanjiannya dengan Allah. Meskipun demikian, Allah tetap setia dengan apa yang dijanjikannya. Bukti dari kesetiaannya dalam perjanjian adalah melalui kedatangan-Nya, dalam peristiwa Natal. Jadi, tatal mengingatkan kita bahwa pribadi Allah dan janji Allah dapat dipercayai.
Pertanyaannya sekarang adalah mudahkah kita mempercayai Allah? Mudahkah kita mempercayakan hidup pada Dia? Mudahkah kita mempercayai Allah saat kita sedang mengidap sakit kanker? Mudahkah kita mempercayai Allah saat hidup kita sedang susah? Mudahkah kita mempercayai Allah saat masa depan dan jalan hidup kita terasa buntu?
Memang tidak mudah untuk mempercayakan hidup kita kepada Tuhan khususnya saat kita berhadapan dengan realita-relaita hidup yang berlawanan dengan harapan kita. Itulah sebabnya kita membutuhkan iman; itulah sebabnya Alkitab mengajar kita bahwa orang benar akan hidup dari iman kepada iman. Lihat Abraham, untuk mengikut Tuhan ia harus memiliki langkah iman; lihat juga dengan Yusuf, iman membuatnya tetap setia melawati fase-fase hidupnya yang penuh dengan kesulitan.
Hal kedua yang luar biasa/tidak biasa dalam peristiwa Natal adalah Natal memperlihatkan sebuah peristiwa dimana orang yang tidak pantas dibuat jadi pantas. Dalam peristiwa Natal, kita menemui orang-orang yang dianggap tidak pantas ternyata dipakai Tuhan dalam mengerjakan karya keselamtan.
Dalam sislisah terdapat beberapa nama yang kita tahu mereka adalah orang yang dianggap tidak pantas. Tamar yang adalah seorang perempuan yang menggunakan cara yang tidak baik dalam mendapatkan keturunan. Demikian juga dengan Rut, Seorang perempuan Moab yang dipakai Tuhan menjadi nenek moyang Kristus; Rut memang adalah permpuan yang luar biasa, namun dimata orang Yahudi Rut adalah bangsa kafir; bangsa yang tidak pantas diterima sebagai umat Tuhan karena dosanya yang banyak dihadapan Tuhan. Pertanyaannya mengapa orang dengan latar belakang seperti Rut dapat dijadikan nenek moyang Yesus? Jawabannya adalah sebab anugerah Allah juga ditujukan bagi orang-orang seperti Ruth.
Contoh yang lain adalah Raja Daud; walaupun Daud adalah seorang raja yang sering kali dipandang positif, namun Daud adalah raja yang juga penuh dengan cacat cela; dosa Daud sebenarnya tidak kalah dari dosa Saul, ia pernah berzinah, dia tidak menjadi seorang ayah yang baik; ia pernah bunuh orang dst. Pertanyaannya mengapa orang seperti ini tetap dipakai Tuhan untuk melahirkan juru selamat? Jawabannya adalah karena anugerah Allah juga ditujukkan bagi orang-orang seperti Daud, yang dosanya begitu banyak.
Dalam peristiwa Natal juga kita menemukan adanya orang-orang yang tidak dianggap pantas namun menerima anugerah untuk menyaksikan natal pertama. Lihat orang yang bernama Elizabeth; seorang yang mandul dan dianggap mendapatkan “kutuk,” namun kemudian diberikan kesempatan untuk menjadi ibu dari nabi terbesar yakni Yohanes Pembaptis. Hal ini terjadi dalam rangka natal pertama. Lihat juga Maria; seorang wanita muda dari keluarga yang biasa-biasa saja diberikan kesempatan untuk menjadi ibu yang melahirkan juru selamat. Lihat juga para gembala yang merupakan orang-orang yang dianggap sebagai kelompok strata paling rendah diberikan kesempatan menjadi saksi mata pertama dari peristiwa Natal
Inilah luar biasanya natal dimana Allah menunjukkan anugerahnya termasuk bagi orang-orang yang dianggap tidak pantas. Yang patut kita sayangkan adalah cara pandang Allah terhadap orang-orang yang berdosa ini sering kali hilang dari cara pandang orang-orang Kristen. Allah memandang orang-orang berdosa dengan mata yang penuh belas kasihan, namun kita (orang-orang Kristen) sering kali memandang rendah dan jijik dengan orang-orang yang berdosa atau pernah jatuh dalam dosa.
B.      Apa yang kita bisa pelajari?
NATAL HARUS MENGUBAHKAN KITA MENJADI ORANG YANG PENUH ANUGERAH TERHADAP SESAMA KITA. Coba bayangkan, siapakah orang yang saat ini paling anda benci? Gambaran wajah siapa yang muncul di benak anda saat saya meminta anda membayangkan orang yang paling anda benci?
Saya pernah melihat seorang istri yang begitu membenci suaminya karena ia selingkuh berkali-kali. Saya juga pernah melihat seorang ibu yang membenci anaknya karena anak-anaknya dianggap ibu ini cuma cari kesempatan dalam kesempitan; ibu tersebut bercerita bahwa saat ia bercerai dengan suaminya, anak-anaknya memilih ikut suaminya karena suaminya mempunyai uang lebih banyak; namun saat ibu tersebut memiliki kehidupan yang lebih mandiri, maka anak-anaknya mendekatinya dengan tujuan supaya bisa ikut dengan ibunya; ibu tersebut merasa anak-anaknya telah menyakiti hatinya dan ia merasa anak-anaknya sudah mengkhianatinya. Diantara kita mungkin ada yang mengalami seperti orang-orang yang tadi saya ceritakan; ada orang-orang tertentu yang sangat kita benci.
Natal adalah peristiwa yang mengingatkan kita bahwa Yesus telah memberikan kepada kita sebuah teladan bagaimana kita harus mengasihi orang-orang yang tidak pantas kita kasihi. Kita bukanlah orang yang pantas dikasihi Tuhanl; namun Tuhan tetap penuh anugerah kepada kita. Apa artinya penuh anugerah itu? Penuh anugerah artinya memberikan kepada seseorang yang sebenarnya tidak pantas diterima orang tersebut. Itulah yang Kristus lakukan bagi kita dan kita pun harus belajar seperti Kristus untuk memberikan apa yang tidak sepantasnya orang yang anda benci terima dari anda. Jika anda dilukai oleh orang tertentu, apa yang anda rasa tidak patut orang tersebut terima dari anda? Tentu saja pengampunan dan maaf bagi orang tersebut; dan justru hal itulah yang seharunsya anda berikan kepada orang tersebut, yakni pengampunan. Jika anda pernah ditelantarkan keluarga anda, apa yang anda rasa tidak patut diterima oleh orang yang menelantarkan anda? Tentu saja jawabannya adalah belas kasihan; dan itulah yang justru anda harus berikan kepada orang yang pernah meninggalkan anda.
Natal yang membuat Tuhan bersukacita bukanlah natal yang sekedar ditandai dengan kemeriahan; Natal yang membuat Tuhan bersukacita adalah natal yang diwarnai dengan tetesan air mata karena masing-masing kita berdamai satu dengan yang lain, saling mengampuni dan memaafkan.
Selamat memperingati dan merayakan natal.